Diposkan pada Batik Art

Sanggar Kreatifitas Setelah Batik

Pemandangan tidak seperti biasanya akan kita temukan di bengkel kerja KUB  (Kelompok Usaha Bersama) Jeruk, jika kita mengunjunginya setiap hari Minggu jam 09.00 WIB. Kalau di hari biasanya kita akan menjumpai ibu-ibu yang sedang membatik, namun kali ini kita dapat menyaksikan anak-anak kecil yang sedang berlatih membatik. Di Desa Jeruk terdapat dua kelompok Sanggar, selain yang di KUB juga ada pula kelompok yang di Dusun Gading, bertempat di rumah Ibu Maryati. Tidak kurang dari  6 anak setiap minggunya, mereka senantiasa aktif untuk mengikuti kegiatan di sanggar batik. Pemandangan serupa juga akan kita temukan di Tuyuhan, Warugunung dan Karaskepoh. Di Desa Tuyuhan dilaksanakan setiap hari Jumat jam 12.30 WIB bertempat di rumah Bapak Suparno, Kepala Desa Tuyuhan. Untuk Warugunung bertempat di  rumah Ibu Juniah, dilaksanakan setiap hari Minggu jam 09.00 WIB. Sedangkan untuk Karaskepoh seminggu dilaksanakan dua kali yaitu pada hari Minggu jam 10.00 WIB dan Jumat 12.30 WIB bertempat di rumah Ibu Siti.

Kegiatan sanggar batik tersebut merupakan hasil dari kerjasama antara pihak sekolah, desa dan masyarakat. Keterlibatan sekolah, dalam hal ini adalah Sekolah Dasar setempat mengingat para peserta kegiatan sanggar merupakan siswa usia pendidikan SD. Oleh karena itu pengarahan dan dukungan motivasi kepada peserta sanggar serta kerjsama antara pihak sekolah dan sanggar menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan sanggar. “Biar bagaimanapun, kalau Bapak/Ibu guru yang memberikan arahan tentunya para murid akan termotivasi untuk ikut kegiatan di sanggar” demikian penuturan Juniah, salah seorang pengasuh sanggar batik di Warugunung.

Peran masyarakat dan kepedulian masyarakat menjadi modal utama untuk pembangunan. Di tengah gelombang merosotnya moralitas dan mentalitas bangsa ini, keberadaan sanggar batik diharapkan mampu menanamkan spirit untuk melestarikan kebudayaan lokal, mengembangkan etos kerja yang tinggi, membangun rasa kepedulian sosial dan penghargaan terhadap sesama. Setidaknya sepirit itu nampak dari kiprah para pengasuh sanggar yang meski tidak diberi imbalan, mereka dengan penuh perhatian memberikan ilmunya dalam membatik kepada anak-anak peserta sanggar. Maryati, dia mengakui kalau pengabdiannnya dalam mengasuh sanggar batik tidak mengharapkan imbalan apa-apa, dia hanya ingin melihat desanya menjadi lebih maju, “ Kalau bukan kita yang mau mengajarkan batik kepada anak-anak, siapakah yang akan melestarikan batik?” demikian dia menambahkan.  Semangat pengapdiannya itu juga menular pada kedua anaknya, Siti Khanifah dan Dwi Anggraeni.  Siti Khanifah yang sekarang duduk di kelas 2 SMA sudah mula belajar untuk mengembangkan pola batik, dan bahkan bersama adiknya (Dwi Anggraeni) dan anak-anak sanggar Dusun Gading juga mulai untuk mengolah kertas bekas menjadi kerajinan.

Lanjutkan membaca “Sanggar Kreatifitas Setelah Batik”

Diposkan pada Batik Art

Robot Pembatik Ciptaan Guru SMK

Batik sebagai warisan budaya Indonesia yang telah diakui dunia terus berevolusi mengikuti perkembangan zaman.  Agus Martoyo, guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Tegal, Jawa Tengah, baru-baru ini berhasil menciptakan robot pembatik yang mampu mempercepat proses pembuatan pola batik tulis dengan hasil produksi lebih tinggi dibanding proses manual.  Robot pembatik ini bahkan mampu melukis aneka motif batik tulis layaknya tangan-tangan terampil pembatik handal.

“Robot itu kami namakan Robotika Machine 7NG-1110. Ini kami buat untuk mempercepat proses membuat pola secara langsung di atas kain tanpa menggunakan alat gambar manual,” kata Agus Martoyo, guru mata pelajaran Elektronika dan Mesin SMKN 1 Kota Tegal di pameran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 2011 di Alun-alun Kota Tegal, Minggu. Lanjutkan membaca “Robot Pembatik Ciptaan Guru SMK”

Diposkan pada Batik Art

Belajar membatik di Rumah Batik Nusantara

Tanggal 23 Desember kemarin saya dan anak-anak, ikutan acara belajar membatik  yang diselenggarakan milis Sekolah Rumah dan komunitas homeschooling Berkemas. Inilah pertamakalinya saya berkenalan langsung dengan para praktisi HS dan HSer. Senang sekali rasanya bertemu mereka, mereka yang biasanya saya tatap di layar komputer, yang artikel-artikelnya banyak menginspirasi saya untuk meng HSkan anak-anak saya, sungguh saya kagum banget seperti ketemu selebriti idola gimana… gitu.  Lanjutkan membaca “Belajar membatik di Rumah Batik Nusantara”
Diposkan pada Batik Art

Batik Fraktal IACI

Jika “batik” merupakan seni budaya tradisional Indonesia yang dikerjakan dalam proyek kriya tradisional secara turun-temurun, maka “fraktal” adalah sebuah bentuk karya yang muncul dari perkembangan lanjut geometri kontemporer. Keduanya berbicara tentang bentuk dan upaya “pengisian ruang yang kosong” dalam bidang dua dimensi yang diciptakan secara generatif dan iteratif. Generatif karena ia dapat dikonstruksi ulang dengan teknik yang sama, dan Iteratif karena cara mengkonstruksinya dilakukan dalam pola pseudo-algoritmik yang mirip secara berulang.

“Batik Fraktal” (CFB=computational fractal batik) adalah bentuk konstruksi yang mengakuisisi keduanya: antara tradisi Indonesia dan tradisi matematika Barat yang dilakukan secara komputasional. Desain kriya yang lahir dari tangan pembatik ditiru dalam teknik komputasional melahirkan tak terbatasnya inovasi kreasi dari apa yang disebut sebagai Batik. Lanjutkan membaca “Batik Fraktal IACI”

Diposkan pada Batik Art

Batik

Kata “batik” berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: “amba”, yang bermakna “menulis” dan “titik” yang bermakna “titik”.
Seni pewarnaan kain dengan teknik pencegahan pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T’ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal.[2]. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an. Lanjutkan membaca “Batik”
Diposkan pada Batik Art

BAJU BATIK

Baju Batik merupakan baju atau pakaian khas Indonesia yang bahan nya dari kain Batik. Baju Batik sekarang banyak diburu bahkan menjadi koleksi oleh semua kalangan, tidak memandang status jabatan dan usia. Apalagi setelah baju batik ditetapkan sebagai warisan budaya bangsa Indonesia oleh UNESCO. Sebagai bangsa Indonesia kita patut bersyukur karena penetapan ini merupakan sebuah penghargaan yang tinggi bagi bangsa dan masyarakat Indonesia.
Langsung ingin berbelanja Baju Batik ? Silahkan klik berikut =
1. Baju Batik Pria (Kemeja/Hem)
2. Baju Batik Wanita (Blus)
Selain Baju Batik, kami juga menyediakan Bahan Batik Seragam (bisa di pasang gambar logo Instansi / Perusahaan) dan Kain Batik (untuk seragam keluarga saat acara Wisuda/Pernikahan/dll)
Baju Batik banyak sekali motifnya. TokoKerajinanJogja.com special menyediakan baju batik yang bisa dibeli secara online, yaitu baju batik online khas Jogjakarta. Anda tinggal memilih baju batik yang cocok (baik kemeja batik / hem batik untuk pria maupun blus batik untuk wanita). Lanjutkan membaca “BAJU BATIK”

Diposkan pada Batik Art

Batik Indonesia warisan budaya dunia tak benda

Secara histori batik dikenal di Indonesia sejak abad ke-17, saat itu media lukis yang digunakan dalam pembuatan batik adalah daun lontar dengan berbagai motif binatang dan tumbuhan. Dalam perkembangannya corak batik kemudian meluas menjadi motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang dan sebagainya.

khasanah Budaya yang teramat banyak di Indonesia membuat corak batik kian beragam dengan kandungan simbol dan filosofi dari tiap-tiap motif yang dihasilkan. Sejarah lahirnya batik di tanah air sangat di pengaruhi oleh perkembangan kerajaan-keraan kuno seperti Majapahit maupun kerajaan-kerajaan yang tumbuh sebelumnya. Awalnya batik hanya dikerjakan di lingkungan keraton dan hanya digunakan oleh keluarga kerajaan dan para pengikutnya, namun demikian akhirnya batik pun meluas dan tidak lagi dikerjaan hanya dilingkup keraton saja dikarenakan banyaknya pengikut kerajaan yang bermukin diluar kerajaan/keraton. Lanjutkan membaca “Batik Indonesia warisan budaya dunia tak benda”

Diposkan pada Batik Art

Batik, Kain Tradisional Indonesia

Ini tidak mungkin untuk mengunjungi atau tinggal di Indonesia dan tidak terkena salah satu bentuk yang paling maju di negara itu seni, batik. Pada kunjungan pertama Anda ke toko batik atau pabrik Anda pasti akan mengalami rangsangan indra yang luar biasa – karena banyak warna, pola dan bau sebenarnya batik. Hanya melalui kunjungan berulang-ulang dan sedikit penelitian akan jenis desain dan asal-usul mereka menjadi nyata.

Kata batik dianggap berasal dari kata ‘ambatik’ yang diterjemahkan kain berarti ‘dengan titik-titik kecil’. Akhiran tik berarti ‘kecil dot, drop, titik atau membuat titik. Batik juga dapat berasal dari kata Jawa ‘tritik’ yang menjelaskan proses menolak untuk mati di mana pola disediakan pada tekstil dengan mengikat dan menjahit area sebelum mati, mirip dengan teknik tie dye. Jawa fase lain untuk pengalaman mistik pembuatan batik, Äúmbatik manah, AU yang berarti, Äúdrawing desain batik pada jantung, AU.

Diposkan pada Batik Art

Batik Riau

Di Riau, konon ada batik Selerang yang sempat begitu terkenal pada tahun 1990-an namun sayangnya kabarnya saat ini sudah menghilang. Selain itu, ada pula yang namanya batik Tabir. Batik Tabir yang dibuat berdasarkan sistem tulis dan tolek ini warna-warnanya terang dan cerah, seperti merah, kuning, hijau. Corak dan motifnya antara lain adalah bunga bintang, sosou, cempaka, dan kenduduk.

Ini adalah beberapa motif dari batik Tabir Riau: Lanjutkan membaca “Batik Riau”

Diposkan pada Batik Art

Batik Jambi

Berbeda dengan batik Jawa yang menggunakan potongan-potongan kain panjang, batik Jambi biasanya datang dalam bentuk jubah longgar, sarung, atau sebagai selendang/syal. Warna khas yang biasa dijumpai pada batik Jambi adalah merah, biru, hitam, dan kuning. Motifnya pada umumnya diambil dari alam, seperti tumbuhan, hewan, dan aktivitas sehari-hari warga Jambi. Motif batik Jambi yang terkenal antara lain adalah motif kapal sanggat, burung kuau, durian pecah, merak ngeram, dan tampok manggis.

Berikut ini adalah motif-motif Batik Jambi yang beraneka ragam. Kamu suka yang mana? Lanjutkan membaca “Batik Jambi”